Rabu, 22 Maret 2017

IT Service Management (ITSM) Part. 2

Part. 2
                                                                                         Neng Detty Agustine
                                                                                         Nita Anggraeni
                                                                                         Alia Nur Afni

Section 1

Model Layanan

Sebuah model layanan menjelaskan bagaimana penyedia layanan menciptakan nilai portofolio untuk kontrak tertentu dengan pelanggan dan menghubungkan permintaan pelanggan untuk layanan dari aset pelanggan dengan aset yang dimiliki penyedia layanan. Ini adalah penggambaran baik struktur dan dinamika layanan.

● Struktur: Aset layanan tertentu yang diperlukan untuk memberikan
                    layanan dan pola dimana nantinya akan dikonfigurasikan
                    oleh mereka.
● Dinamika: Kegiatan, aliran sumber daya, koordinasi, dan interaksi
                      antara aset pelanggan dan aset penyedia.

Sebuah model layanan dapat mencakup:
• Peta proses;
• Diagram alur kerja;
• Antrian model;
• Pola aktivitas.

Setelah menentukan keinginan pelanggan, maka varian dan model layanan dapat dihasilkan dengan menyesuaikan layanan untuk kebutuhan fisik pelanggan.

Fungsi, proses dan peran

Istilah fungsi, proses dan peran sering membuat kita bingung. Hal ini tidaklah mengherankan karena kata tersebut terjalin satu sama lain.

Fungsi

Sebuah tim atau kelompok dan alat yang mereka gunakan untuk melakukan satu atau lebih proses atau kegiatan (misalnya meja layanan atau IT operasi).

Dalam konteks ini fungsi adalah bagian struktural dari suatu organisasi yang dibentuk untuk melakukan hal hal tertentu.
Secara alami, fungsi khusus memiliki keterampilan sendiri, ukuran kinerja dan basis pengetahuannya sendiri. Fungsi melakukan kegiatan yang merupakan elemen dari proses. Fungsi dapat melakukan proses individu atau seluruh proses dengan cara berbagi dengan fungsi lainnya.

Proses

Sebuah proses adalah seperangkat kegiatan terstruktur yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebuah proses mengambil satu input atau lebih didefinisikan dan mengubahnya menjadi output. Sebuah proses mungkin termasuk salah satu peran, tanggung jawab, alat dan kontrol manajemen yang dibutuhkan untuk memberikan output yang handal. Sebuah proses dapat menentukan kebijakan, standar, pedoman, kegiatan, dan instruksi kerja jika mereka dibutuhkan.

Sebuah proses terdiri dari serangkaian kegiatan yang terkoordinasi menggunakan sumber daya dengan kemampuan memberikan suatu hasil baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karakteristik proses

Sebuah proses mengubah satu set ditentukan dari data, informasi, dan pengetahuan menjadi hasil yang diinginkan dengan menggunakan umpan balik sebagai mekanisme pembelajaran bagi proses.

Sejalan dengan ini, semua proses akan memiliki karakteristik tertentu:
● Terukur : Kita harus mampu mengukur proses. Kinerja dari proses ini
                    adalah sangat penting. Manajer selalu ingin mengukur
                    biaya dan kualitas.
● Hasil yang spesifik : Agar mendapatkan hasil yang spesifik maka
                    proses harus diidentifikasi dan diperhitungkan.
● Pelanggan : Setiap proses memberikan hasil utamanya untuk
                    pelanggan atau stakeholder dan juga harus memenuhi
                    harapan mereka.
● Menanggapi peristiwa tertentu : Setiap proses, apakah itu sedang
                    berlangsung atau berulang akan memiliki pemicu tertentu.

Contoh Kasus :

Mari kita gunakan suatu proses untuk pemesanan tiket teater melalui telepon sebagai contoh.

● Pengukuran : Manajemen ingin memastikan kualitas (mis :
                            pemesanan dicatat dengan benar, tidak ada
                            pemesanan kursi dengan nomor ganda, dll). Staf
                            mengambil pemesanan melalui telepon memungkin
                            kan sistem mengingat rincian dari transaksi pelanggan
                            sebelumnya, sehingga membuatnya lebih mudah
                            untuk digunakan.

● Hasil : Setiap set tiket teater dibuat tersedia pada waktu itu juga.

● Pelanggan : Harapan pelanggan mungkin bahwa proses
                          membuatnya mudah untuk memesan tiket dan diterima
                          sebelum mereka pergi untuk melihat pertunjukan.

● Pemicu : Pelanggan yang menelepon.

Peran

Satu set tanggung jawab, kegiatan, dan kewenangan yang diberikan kepada seseorang atau sebuah tim. Peran didefinisikan dalam proses atau fungsi. Satu orang atau tim mungkin memiliki peran ganda (misalkan peran manajer konfigurasi dan perubahan manajer dapat dilakukan oleh satu orang).

Oleh karena itu, peran menjelaskan apa itu individu sebenarnya. Peran mungkin bisa atau mungkin tidak terkait dengan sebuah jabatan. Peran yang mendukung ITIL didefinisikan sebagai berikut :

1. Proses kepemilikan
    Meliputi tanggung jawab dengan meliputi :
     a. Mendefinisikan proses strategi
     b. Mengadakan proses desain
     c. Memastikan bahwa dokumentasi tersedia dan tepat, dan semua
         staff sudah di trainning dengan benar
     d. Mendefinisikan keamanan dan standar untuk diikuti
     e. Mendefinisikan KPI dan audit proses telah diikuti dengan benar
         dan efektif serta efisien
     f.  Mengecek ulang proposal dan meningkatkan inputan ke dalam
          pningkatan perencanaan.

2. Proses manager
    Memungkinkan untuk kegiatan manajemen operasional dengan
    respon:
    a. Mengukur tingkat kesuksesan dari aktifitas proses
    b. Manajemen untuk pelatihan dengan peraturan proses dan
         tanggungjawab.
    c. Memonitoring dan melaporkan proses perform
    d. Mengidentifikasikan serta mempromosikan proses peningkatan
         peluang dan memasukannya pada register CSI.

3. Proses latihan
    Respon untuk melindungi satu demi satu proses memasukan
    kegiatan :
    a. Bekerja sama dengan pelanggan untuk kontribusi yang efektif
    b. Memvalidasi dan mengukur integrasi proses input, output
         dan interface mereka proses
    c. Menjaga proses kegiatan agar terhubung dengan record dan
         kestabilan

4. Servis kepemilikan
     Memungkinkan kepada konsumen sebuah servis dengan respon :
     a. Berperilaku sebagai konsumen utama untuk semua servis yang
         berhubungan dengan berita dan isu
     b. Mempresentasikan servis dalam CAB dan rapat dengan
         konsumen.
     c. Berpartisipasi dengan dalam negosiasi SLAs dan OLAs, dan
         memastikan servis terdefinisi dengan benar dalam katalog servis
     d. Memastikan bahwa servis telah disetujui
     e. Memastikan pemonitoringan efektifitas servis diimplementasikan

Otoritas matrik

Matrik otoritas sering digunakan dalam organisasi untuk menunjukkan peran tertentu dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan proses dan kegiatan.

Model RACI adalah contoh dan matrik otoritas. Hal ini digunakan untuk memetakan kegiatan proses untuk peran yang terlibat dalam pelaksanaan. Akronim RACI berasal dari cara yang berbeda peran dapat terlibat dalam proses.

Bertanggung jawab mengeksekusi proses atau kegiatan. Akuntabel memiliki kepemilikan kualitas dan hasil akhirnya. Berkonsultasi memberikan masukan pengetahuan dan informasi. Diberitahu menerima informasi tentang eksekusi. Dalam model RACI, setiap kegiatan harus memiliki peran yang diidentifikasi sebagai akuntabel dan bertanggung jawab, sedangkan berkonsultasi dan informasi adalah opsional. Harus ada satu peran jawab tepat setiap kegiatan.

Peran generik biasanya digunakan dalam model RACI, tetapi sangat penting bahwa peran kegiatan sponsor menggambarkan dipetakan kembali ke individu tertentu dalam organisasi. Memisahkan keterlibatan peran dari organisasi memungkinkan fleksibilitas dalam penerapan hubungan peran kegiatan dengan realitas dan kendala desain organisasi :

● Ia mengakui bahwa proses yang sama dapat dilakukan oleh lebih dari satu peran organisasi atau unit.
● Hal ini memungkinkan desain organisasi dapat berubah tanpa mempengaruhi mendasari model proses.
● Ia mengakui kendala organisasi geografis yang beragam yang mungkin harus menggabungkan banyak tanghung jawab dalam peran yang lebih sedikit di situs yang lebih kecil.
● Hal ini memungkinkan untuk oragnisasi yang komlplek yang mencakup beragam bisnis untuk mengadopsi model proses yang sama yang mendasari tanpa adaptasi yang luas.

Proses ITIL dan fungsi

Kebanyakan proses berperan selama setiap tahap siklus hidup, tetapi hanya referensi ekspansi yang signifikan yang disertakan.

Section 2

The Service Lifecycle
Servis Strategi

Pengantar

Tujuan dari strategi layanan adalah untuk menawarkan layanan yang lebih baik dari kompetisi. Anda perlu untuk mengalahkan oposisi untuk bertahan hidup. Tentu saja, untuk menjadi sukses dalam jangka panjang, seperti lanskap industri menyesuaikan dengan ekonomi yang tak terelakkan, perubahan sosial, teknologi dan politik, organisasi harus berpikir jangka panjang. Jadi strategi pelayanan bukan hanya tentang strategi untuk layanan individu hari ini, tetapi juga tentang posisi penyedia layanan TI untuk jangka panjang. Juga meliputi desain, pengembangan dan penerapan manajemen pelayanan sebagai dasar untuk tata suara dan sebagai bagian dari basis strategi organisasi.

Pemerintahan

Konsep pemerintah merupakan pusat operasi suara dan manajemen dari semua organisasi yang sehat. Ini mencakup berbagai kebijakan , proses dan struktur yang ditetapkan oleh manajemen senior untuk memastikan kelancaran dan kontrol yang efektif dari organisasi. Panduan yang diberikan melalui disiplin ITIL menawarkan dasar suara untuk pengembangan pemerintahan yang efektif, yang sama pentingnya untuk penyedia TI untuk organisasi lain.

Standar internasional untuk tata kelola IT, ISO/IEC 38500: 2008, menyediakan kerangka kerja untuk pemerintahan yang efektif TI untuk membantu orang orang di tingkat tertinggi organisasi untuk memahami dan memenuhi hukum, peraturan dan etika kewajiban sehubungan 'penggunaan IT' organisasi mereka. Kerangka kerja ini menetapkan enam prinsip tata kelola perusahaan yang baik dari TI, meliputi tanggung jawab, strategi, akusisi, kinerja, kesesuaian dan perilaku manusia, sehingga jelas bahwa TI pemerintah adalah tentang banyak lebih dari proses TI dan kontrol. Ini adalah sebuah sistem manajemen yang digunakan oleh direksi sebuah organisasi untuk memastikan kepengurusan yang tepat dan efektif dari sumber daya TI.

Namun demikian, prosedur TI yang efektif dan kontrol merupakan komponen vital dari pemerintah yang baik. Kerangka ITIL dapat menjadi bagian penting dari dasar dasar untuk tata kelola TI yang sangat baik.

IT adalah bisnis layanan, dan adopsi praktek manajemen pelayanan ITIL adalah cara yang efektif untuk mengatasi tata kelola TI. Setiap bagian dari siklus hidup layanan memiliki peran. Misalnya, strategi pelayanan memastikan bahwa investasi TI tidak hanya isu isu yang penting bagi bisnis, tetapi juga bahwa mereka adalah investasi suara yang dapat melakukan perhitungan biaya, manfaat dan resiko.

Peningkatan pelayanan yang terus menerus membantu bisnis mencapai nilai yang lebih besar dan tingkat yang lebih tinggi efisiensi sementara sesuai dengan standar seperti ISO /IEC 20000 dan kendala eksternal seperti Sarbanes Oxley (SOX).

Resiko

Manajemen yang efektif dari ressiko, merupakan masalah penting bagi semua organisasi yang sukses, adalah komponen kunci dari pemerintahan.

Resiko didefinisikan sebagai peristiwa yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian, atau memepengaruhi kemampuan untuk mencapai tujuan. Risiko juga dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian hasil.

Manajemen resiko yang efektif memerlukan kerangka kerja yang konsisten di mana resiko diidentifikasi dan dianalisa serta langkah yang tepat dimasukkan ke dalam tempat untuk berurusan dengan mereka.

Jenis penyedia jasa IT

Hal ini penting mengakui bahwa ada berbagai jenis penyedia layanan TI, dan bahwa meskipun semua akan memiliki kesamaan dalam kaitannya dengan manajemen pelayanan, akan ada aspek yang unik, misalnya yang menyangkut komersial dengan pelanggan dan bisnis dilayani oleh penyedia.

Dalam prakteknya, ada variasi yang luar biasa dalam jenis penyedia layanan TI. Penyedia yang berbeda ditandai dengan hubungan mereka dengan pelanggan dan posisi mereka dalam kaitannya dengan usaha atau bisnis layanan mereka. Ini membantu untuk menyederhanakan kompleksitas dan mengidentifikasi sejumlah kecil jenis penyedia yang mewakili lebih luas di pasar. Penyederhanaan ini mengarah ke tiga jenis :

a. Tipe I - penyedia layanan internal : ini adalah unit IT di rumah, biasanya diposisikan dalam unit bisnis yang mereka layani, meskipun itu adalah umum untuk unit skala yang lebih kecil IT ini akan dikoordinasikan ke departemen perusahaan TI yang memiliki untuk menyeimbangkan kepentingan, tuntutan dan prioritas organisasi perusahaan terhadap orang orang dari unit bisnis individu.

b. Tipe II - layanan unit bersama : ini adalah dimana berbagai fungsi dianggap sebagai non inti untuk bisnis, dikelompokkan bersama sama ke unit pelayanan bersama perusahaan. Fungsi yang terlibat biasanya IT, keuangan dan SDM, kadang kadang dengan pelayanan hukum, logistik dan fasilitas manajemen.

c. Tipe III - penyedia layanan eksternal : ini adalah entitas komersial terpisah dari bisnis layanan itu dan beroperasi sebagai bisnis yang kompetitif di pasar.

Empat Ps strategi

Setelah dianggap pendekatan strategis penyedia layanan TI ke pasar, bagian selanjutnya dari persamaan strategi adalah pendekatan penyedia layanan TI untuk strategi pelayanan. Hal ini dapat dianalisis dalam hal empat Ps :

1. Strategi sebagai sebuah Perspektif : ini berkaitan dengan visi, arah dan filosofi penyedia layanan TI untuk melakukan bisnis dengan pelanggannya.

2. Strategi sebagai Posisi : ini menggambarkan startegi dalam hal layanan TI. Penyedia umum untuk penawaran layanan  (misalnya nilai tinggi atau biaya rendah, penekanan pada utilitas atau garansi).

3. Strategi sebagai Rencana : ini menjelaskan strategi sebagai rencana menunjukkan bagaimana TI penyedia layanan akan bergerak dari tempat itu hari ini ingin menjadi ke tempat ini.

4. Strategi sebagai Pola : ini menggambarkan strategi sebagai cara yang konsisten membuat keputusan.

MANAJEMEN PELAYANAN SEBAGAI ASET STRATEGIS

Ada dua komponen strategi pelayanan. Strategi pelayanan jelas tentang pengembangan strategi untuk pengiriman layanan tertentu, tetapi ada juga pengembangan manajemen pelayanan sebagai kompetisi untuk memberikan pelayanan sebagai bagian dari strategi bisnis dan sebagai dasar untuk pemerintahan yang baik.

Pengembangan manajemen pelayanan sebagai aset strategis merupakan pusat strategi layanan.

Aset Strategis

Aset strategis adalah aset yang memberikan dasar untuk kompetisi inti, kinerja khas, keuntungan tahan lama, dan kualifikasi untuk berpartisipasi dalam peluang bisnis. Organisasi IT dapat menggunakan panduan yang diberikan ITIL untuk mengubah kemampuan manajemen layanan mereka menjadi aset strategis.

Manajemen layanan menyediakan kerangka kerja yang nilai disampaikan kepada pelanggan dalam bentuk jasa yang diwakili secara kolektif dalam katalog layanan. Kepercayaan pelanggan di komisioning penawaran layanan baru bergantung pada kemampuan manajemen pelayanan penyedia layanan TI.

MENGEMBANGKAN STRATEGI UNTUK LAYANAN KHUSUS

Dalam hal pengembangan strategi untuk korban layanan tertentu, kuncinya elemen prihatin dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan :

a. Memahami pelanggan dan cara TI dapat memberikan nilai kepada mereka
b. Memahami hasil yang diinginkan oleh pelanggan dari layanan dan bagaimana layanan akan memberikan manfaat
c. Mendefinisikan faktor penentu keberhasilan untuk layanan
d. Mengembangkan spesifikasi berdasarkan pada hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan termasuk utilitas dan garansi yang diperlukan
e. Berkembang melalui manajemen permintaan pemahaman tentang prioritas pelanggan dalam kaitannya dengan pola aktivitas bisnis (PBAs).

Penting untuk diingat bahwa layanan individu harus beroperasi dalam konteks yang lebih luas. Layanan baru harus masuk ke dalam kerangka pelayanan yang ada dan setiap layanan baru lainhya yang mereka mungkin akan berbagi layanan umum dan bersaing untuk sumber daya. Pengembangan strategi pelayanan harus mengambil ini sepenuhnya ke rekening.

Pada tahap awal dalam pengembangan strategi layanan awal.
Rincian konseptual dari layanan baru akan ditangkap dalam portofolio layanan dan layanan baru akan memulai perjalanan melalui siklus hidup. Melalui manajemen portofolio layanan, menawarkan layanan baru akan dimasukkan ke dalam konteks yang lebih luas dari layanan lain, tren bisnis, regulasi, pasar berkembang, teknologi, persaingan, resiko dan sebagainya. Kasus bisnis dikembangkan bersama dengan manajemen keuangan, akan mencerminkan faktor faktor ini dan menjelaskan mangapa strategi pelayanan yang dikembangkan merupakan cara terbaik ke depan serta menjelaskan bagaimana dan sampai sejauh mana itu akan memberikan nilai.

Hasil dari proses strategi pelayanan adalah keputusan untuk melanjutkan layanan atau tidak. Jasa disetujui 'disewa' dimana mereka siap untuk bergerak maju ke desain layanan. Transfer ke dalam desain layanan memerlukan produksi paket layanan, yang menjelaskan secara rinci layanan TI yang akan dikirimkan ke pelanggan, termasuk tingkat pelayanan yang akan mencapai dan jasa pendukung yang akan mendukung pengiriman.

LAYANAN PAKET

Sebuah paket layanan dua atau lebih layanan yang telah dikombinasikan untuk menawarkan solusi untuk jenis tertentu untuk kebutuhan pelanggan atau untuk mendukung hasil bisnis yang spesifik. Paket layanan dapat terdiri dari kombinasi layanan inti, memungkinkan layanan dan meningkatkan layanan. Sebuah paket layanan menyediakan tingkat utilitas dan garansi tertentu.

SERVICE OPTION

Sebuah pilihan layanan adalah pilihan utilitas dan garansi yang ditawarkan kepada pelanggan dengan inti layanan atau paket layanan.
Pilihan layanan kadang kadang disebut sebagai paket tingkat layanan.

Aset Servis

Dalam memberikan layanan, penyedia layanan TI memgeksploitasi aset sendiri untuk menambah nilai aset pelanggan dan menghasilkan nilai bagi organisasi.
Aset yang digunakan oleh penyedia layanan TI dapat dijelaskan dalam hal kemampuannya dan sumber daya yang pertama kali diperkenalkan pada Bab 1. Pengembangan strategi pelayanan suskes perlu dibangun diatas pemahaman tentang aset layanan yang dapat dibawa ke dalam pemberian layanan. Tidak ada gunanya dalam merumuskan strategi layanan yang membutuhkan aset layanan yang tidak akan tersedia. Membuat asumsi tentang kemampuan organisasi untuk meningkatkan basis layanan aset, terutama kemampuan memperkenalkan unsur risiko yang perlu diakui, dipahami dan dikelola.

Nilai

Gagasan bahwa layanan nilai tambah merupakan dasar untuk pelayanan IT dan merupakan masukan utama untuk pengembangan strategi pelayanan. Kita bisa mengukur nilai tidak hanya dari segi manfaat terukur seperti penghematan keuangan atau peningkatan pendapatan, tetapi juga dari segi manfaat seperti kualitas layanan yang kurang mudah diukur dan sering bergantung pada persepsi pelanggan atau pengguna jasa.

Proses Manajemen Layanan Mengotomatisasi

Mengotomatisasi proses bisnis memberikan utilitas yang lebih tinggi dan garansi demikian menghasilkan yang lebih baik dan nilai dari layanan dan pelanggan aset.

Melampaui tingkat dasar ini, kita dapat meningkatkan kemampuan. Sebagai contoh :

1. Pemantauan dan pemgukuran tidak mungkin dengan cara lain, penanganan tingkat kompleksitas yang tinggi dan volume terlepas dari waktu atau lokasi.
2. Memebrikan otomatis alert membantu kita merespon lebih cepat untuk acara membantu kita menjaga ketersediaan layanan.
3. Alat penemuan memungkinkan kita untuk mempertahankan sistem manajemen konfigurasi up to date.
4. Pemodelan canggih dan simulasi membantu kita merancang infrastruktur dan aplikasi.

Pada tingkat yamg lebih mendasar, otomatisasi meningkatkan produktivitas, memungkinkan kita untuk menangani fluktuasi permintaan dan umumnya melakukan lebih kurang.
Hal ini meningkatkan efisiensi , membantu mengurangi kesalahan dan duplikasi usaha, dan memberikan nilai yang lebih baik dan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Part. 1 : http://nitaanggraeni9727.blogspot.co.id/2017/03/itsmtugas1-part-1.html
Part. 3 : https://alianurafni.wordpress.com/2017/03/21/it-service-management-part-3/

Untuk yang lebih lengkapnya silakan ke link :
https://www.dropbox.com/s/sabgw5o56ab8qay/Softskill.docx?dl=0

Minggu, 08 Januari 2017

Contoh Pekerjaan Dalam Pengembangan Dunia TI

Sudah tidak dapat dielakan lagi bahwa kemajuan teknologi tahun ke tahun makinlah pesat. Tentunya dengan tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan yang sudah tidak mampu dilakukan oleh tenaga manusia serta kegiatan yang membutuhkan kecepatan waktu yang super singkat.

Masa ke masa kita telah menemukan inovasi-inovasi baru, baik untuk bidang transportasi, telekomunikasi, pendidikan, serta bidang lainnya yang pada masa masa lampau hanya bisa kita khayalkan atau bayangkan.

Tentu semua itu tak jauh dari para pemikir/penemu yang berusaha membuat itu semua terwujud demi kebaikan dan kemudahan di masa mendatang. Seperti sekarang ini, semua orang mulai marak menggunakan sistem jaringan terbaru yaitu 4G LTE yang memiliki performa lebih cepat dan baik dari 3G.

Maka itu kali ini, saya akan membahas salah satu pekerjaan dibidang TI serta beberapa tokoh ternama yang bergelut membangun inovasi inovasi hebat dalam bidang teknologi/TI.

Pekerjaan yang kita bahas dalam dunia TI adalah pembuat perangkat lunak atau disebut programmer.

Apa itu programer?
Programer adalah orang yang bertugas melakukan implementasi sistem rancangan analisis. Yaitu membuat program sesuai sistem yang telah dianalisa.

Apa saja tugas seorang programmer?
Tugas seorang programmer adalah mendesain program perangkat lunak dengan menggunakan Flowchart yang logis yang nantinya untuk dijadikan panduan saat pembuatan program dalam bahasa komputer.

Bahasa komputer adalah bahasa menjebatani antara manusia/pengguna dengan komputer. Contohnya Pascal*, Cobol*, C*, Python*, dll. Namun ada juga programmer yang tidak begitu mengerti bahasa komputer yang berbasis konsol (Command User Interface/CUI).
Maka itu dibuatlah bahasa komputer yang berbasis grafik (Graphical User Interface/GUI) yang lebih unggul dalam tampilan dibanding CUI serta lebih mudah. Contohnya Visual Basic, Java, PHP,dll.
*contoh diatas adalah bahasa komputer yang berbasis CUI.

Disamping itu tentu saja programmer harus bisa mengidentifikasi untuk memenuhi apa yang diinginkan klien. Setelah itu barulah di terapkan dalam Flowchart yang logis kemudian dimasukan dalam bahasa komputer.

Apakah sulit menjadi seorang programmer?
Pekerjaan programmer pada masa sekarang sangatlah sering kita dengar. Namun dibalik semua itu, pekerjaan programmer tidaklah semudah yang diucapkan. Seorang programmer haruslah mengerti konsep konsep dasar Sistem Operasi, jaringan, relational database, karena sekarang sudah jamannya globalisasi maka programmer diwajibkan memahami Unicode serta memiliki kemampuan bahasa komputer lebih dari satu.

Untuk tingkat kesulitannya tentu tergantung pada kemampuan serta kedisplinan kita dalam mempelajari semua yang ada diatas tersebut.

Siapa saja kah yang bekerja dalam bidang ini?
Tentu banyak pada jaman sekarang ini. Namun untuk yang lebih terkenalnya kita tahu ada Bill Gates ketua dari Microsoft yang perusahaannya tiap tahun membuat pengembangan Sistem Operasi komputer.

Steve Jobs sang pendiri Apple.Inc yang menproduksi perangkat perangkat lunak maupun perangkat keras yang selalu menjadi trend masa ke masa karena harganya yang mahal.

Dennis Ritchie sang penemu bahasa C.
Tentu masih banyak lagi yang lainnya.

Dan sekian karya tulis saya mengenai contoh pekerjaan dalam bidang TI.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dan apabila ada kata yang tidak sesuai atau tidak berkenan maka maklumi, karena saya sendiri masih dalam tahap pembelajaran.

Jumat, 21 Oktober 2016

Inovasi SI & Teknologi Informasi Modern

PENYEBARAN INFORMASI DAN TEKNOLOGI

Manusia adalah mahkluk sosial, maka ia tidak bisa berdiri sendiri. Hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia adalah INFORMASI.

Informasi sendiri adalah sebuah atau kumpulan beberapa data yang sudah diolah dan memberikan arti penting bagi yang membutuhkannya.
Informasi bisa berupa lisan maupun tulisan. Dan penyebaran informasi pun beragam macamnya, bisa berupa surat kabar, pengumuman, dll.

Hingga pada saat ini, penyebaran informasinya sendiri sangat meluas, pesat, dan tepat. Tentunya dengan bantuan teknologi masa kini yang semakin hari semakin canggih.

Sedangkan untuk teknologi penyebaran informasinya sudah ada sejak tahun 3000 SM lalu.
Mulai dari penggunaan simbol-simbol tertentu, alat hitung abacus, komputer generasi pertama, hingga sampai zaman sekarang yang sudah memasuki era komputer hybird yang semakin mudah diakses oleh siapa pun dan dimana pun.

Tentunya juga penyebarannya pun tak lepas dari dunia maya yang sehari-hari kita sebut INTERNET. Di dalam internet kita bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya tanpa kenal jarak, waktu, dan tempat.

Untuk lebih lengkapnya tentang penyebaran informasi masa ke masa, bisa dilihat pada link berikut:

https://prezi.com/9ogc1xndt6aj/inovasi-sistem-informasi-teknologi-informasi-modern/

Minggu, 16 Oktober 2016

Teori Organisasi Umum 2 "Pengambilan Keputusan/ Decision Making"


MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM 2

"TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN / DECISION MAKING"





 





Disusun Oleh :

Neng Detty Agustine 15115025 

2KA11








UNIVERSITAS GUNADARMA
2016








KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa dan Pemurah, karena berkat izin-Nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai harapan. Dalam makalah ini saya membahas tentang “Teori Pengambilan Keputusan / Decision Making”, suatu kegiatan yang memungkinkan kita mengambil tindakan untuk keadaan yang terbaik dan menghindari resiko besar..
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Teori Organisasi Umum 2, bagaimana pengambilan keputusan adalah hal sangat krusial dan sangat menunjang kokohnya sebuah organisasi didalamnya. Maka dengan makalah yang saya buat ini semoga bermanfaat bagi pembaca.




                                                                                      Jakarta, 15 Oktober 2016


                                                                                                  Penyusun












DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL                                                                                                     1
KATA PENGANTAR                                                                                                  2
BAB I        PENDAHULUAN                                                                                      4
                   1.1    Latar Belakang                                                                                    4
                   1.2    Rumusan Masalah                                                                                4
                   1.3    Tujuan                                                                                                  4
BAB II       TEORI                                                                                                         5
                   2.1    Landasan Teori                                                                                    5
                            2.1.1    Definisi Pengambilan Keputusan                                            5
                            2.1.2    Dasar Pengambilan Keputusan                                                5
                            2.1.3    Jenis-Jenis Keputusan Organisasi                                            6
                            2.1.4    Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan            7
BAB III     STUDI KASUS                                                                                           8
                   3.1    Contoh Kasus                                                                                      8
BAB IV     PENUTUP                                                                                                   9
                   4.1    Kesimpulan                                                                                          9
                   3.2    Saran                                                                                                    9
SUMBER PUSTAKA                                                                                                   10








BAB I : PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah salah satu pemenuhan tugas harian mata kuliah Teori Organisasi Umum 2, yang membahas tentang Pengambilan Keputusan dalam berorganisasi.

1.2    Rumusan Masalah
Makalah ini membahas tentang “Pengambilan Keputusan / Decision Making”. Bagaimana kita mengambil keputusan yang baik dan tepat dalam organisasi, serta mempertimbangankan baik buruknya untuk terhindar dari resiko yang merugikan serta seorang manajer mampu mempertanggung jawabkan pilihannya.

1.3    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami atau memperdalam bagaimana pentingnya pengambilan keputusan dalam berorganisasi untuk mendapatkan hasil terbaik dan bijaksana serta menghindari adanya kerugian serta resiko lainnya.



BAB II : TEORI
            2.1 Landasan Teori
                  2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternative yang tersedia. Setiap proses pengambilan tindakan selalu menghasilkan final. Keluarannya berupa tindakan atau opini terhadap pilihan.

Berikut definisi meurut beberapa ahli :
a.       Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemiliha alternative perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.
b.      Menurut Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan yang paling tepat.
c.       Menurut James A. F. Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecah masalah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memeberikan suatu pendapat yang bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

2.1.2 Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry dan Brinckloe disebutkan dasar dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapatdisgunakan yaitu :
1.      Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan an kelemahan.
2.      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahua praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang lebih banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam pembuatan keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang yang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5.      Logika / Rsional
Pengambilan keputusan berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan berdifat objektif, logism lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yakni :
a.       Kejelasan masalah
b.      Orientasi tujuan (kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai)
c.       Pengetahua alternative (seluruh alternative diketahui jenis dan konsekuensinya)
d.      Preferensi yang jelas (alternative bisa diurutkan sesuai kriteria)
e.       Hasil maksimal (pemilihan alternative terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal)

2.1.3 Jenis-jenis Keputusan Organisasi
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      Keputusan Rutin
Adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
2.      Keputusan tidak rutin
Adalah keputusan yang diambil pada saat=saat khusus dan tidak bersifat rutin atau berulang-ulang.
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry (1989), faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :
a.       Hal-hal berwujud maupun tidak berwujud,yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
b.      Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
c.       Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan ptibadi;
d.      Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
e.       Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Daqri tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
f.       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
g.       Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
h.      Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul dan benar; dan
i.        Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian ada 6 faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan, yaitu:
1.      Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang.
2.      Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap.
3.      Rasional
Didasarkan pasa pengetahuan orang-orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.      Praktikal
Didasrkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri da kepercayaan dirinya melalui kemampuan dalam bertindak.
5.      Interpersonal
Didasarkan pengaruh jaringan sosial yang ada.
6.      Structural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi, dan politik. 1




BAB III : STUDI KASUS
3.1 Contoh Kasus
Contoh kasus, Pengambilan Keputusan dalam organisasi :

DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yang berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.

Penjelasan Kasus:
Dari contoh kasus pengambilan keputusan dalam organisasi yang diangkat oleh kelompok kami, menurut kami DPR harus mengambil keputusan dengan bijak secepatnya agar permasalahan atau perselisihan dengan masyarakat bisa dapat diselesaikan. 2




BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting untuk membentuk organisasi yang sukses. Untuk mendapatkan keputusan yang baik juga diperlukan pertimbangan yang matang, rasional dan transparan agar dapat diterima oleh semua pihak yang bersangkutan.

4.2 Saran
Hindari pengambilan keputusan yang berdasarkan kepentingan ptibadi serta emosional agar dapat hasilnya datap dipertanggung jawabkan oleh seotang manajer.








SUMBER PUSTAKA

1.      Diktat Kuliah “Teori Organisasi Umum 2”, Heru Purnomo. SE ,MM, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Gunadarma, 2016.
2.      http://wirawansantoso.blogspot.co.id/2015/11/contoh-kasus-pengambilan-keputusan.html (diakses pada 15 Oktober 2016).