ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI
KOMPONEN MATA KULIAH DASAR UMUM
Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, dan untuk memenuhi tutuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum. Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa
agar mampu berperan sebagai anggota
masyarakat dan bangsa serta agama
2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan kenyataan sosial yang timbul di dalam masyarakat Indonesia
3. Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai
ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian mernudahkan mereka berkomunikasi.
Jadi pendidikan umum yang menitikberatkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah mata kuiah bantu yang bertujuan untuk menopang
keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya.
Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universtias dan intitusi kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum atau MKOU yang terdiri dari beberapa mata kuliah, yaitu :
1)
Agama,
2) Kewarganegaraan,
3) Pancasila,
4) Kewiraan,
5) IBD dan
6) ISD.
IImu sosial dasar adalah salah satu mata kuliah dasar umum yang merupakan matakuliah wajib yang diberikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Tujuan diberikannya mata kuliah ini adalah semata-mata sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk dapat peduli terhadap masalah-rnasalah sosial yang terjadi dilingkungan dan dapat memecahkan
permasalahan tersebut denqan menggunakan pendekatan ilmu sosial dasar.
Secara khusus mata kuliah
dasar umum bertujuan untuk menghasilkan warga Negara
sarjana yang:
1. Berjiwa Pancasila sehingga segala
keputusan serta
tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadjan yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional
dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
2. Taqwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki toleransi terhadap
pemeluk agama lain
3. Memiliki wawasan komprehensif dan
pendekatan integral didalam
menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, politik maupun pertahanan
keamanan
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta
meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
alamiahnya dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
LATAR BELAKANG, PENGERTIAN, DAN TUJUAN ISD
Latar belkang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh para cendekiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka mengaggap sistem pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Oeventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi "tukang-tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekploitasi kekayaan negara.
Hal lain, sistem pendidikan kita mejadi sesuatu yang "elite" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi-dimensi lain diluar disiplin keilmuannya dan perguruan tinggi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana "tukang" tidak mau peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas:
1. Kemampuan akademis
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis,sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk menidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan masalahnya.
2. Kemampuan Professional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
3. Kemampuan Personal
Adalah kemapuan pribadi. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia. Memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan yang dimilikinya, lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masayarkat Indonesia dan umat manusia umumnya.
ISD, sebagai bagian dari MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum), mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. ISD sebagai mana dengan IBD dan IAD, bukanlah pengantar disiplin ilmu tersendiri, tetapi menggunakan pengertian-pengertian (fakta, teori, konsep) yang berasal dari berbagai bidang keahlian untuk menanggapi masalah-masalah sosial, khususnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Adapaun yang menjadi sasaran perhatian adalah antara lain:
1. Berbagai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri maupun sebagai pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat , yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tapi juga amat banyak persamaan kepentingan menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan serta kawan dan kerja sama dalam masyarakat kita.
Sebagai salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas. Dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain yang bersangkutan.
Ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1. Ilmu Alamiah (Natural Scince). Ilmu yang bertujuan mengetahui keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Caranya ialah denga menetukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menetukan suatu kualitas
2. Ilmu Sosial (Social Scince). Bertujuan untuk mengkaji ketraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkajinya digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu alamiah. Tapi hasilnya tak seluruhnya benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities).
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan
peristiwa dan kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Kehidupan manusia sebagai mahluk
sosial selalu dihadapkan kepada
masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalah kehudupan. Masalah
sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial
ini tidaklah sama
antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, serta sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa msaalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta
ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu
terwujud. Pengertian masalah
sosial memiliki dua pendefinisian: pertama pendefinisian menurut umum, kedua menurut para ahli.
Menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. Menurut para ahli, masalah
sosial adalah suatu kondisi
atau perkembangan yang terwujud
dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi,
mempunyai sifat yang dapat
menimbulkan kekacauan
terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertauntannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk. Sudah barang tentu penduduk disini yang dimaksud adalah kelompok manusia, bukan penduduk/populasi dala pengertian umum yang mengandung arti kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Ini merupakan dwi tunggal. hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun juga hubungannya saling menentukan.
Penduduk dalam pengetahuan luas diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tertentu. Penduduk sering diistilakan populasi dan disini dapat meliputi populasi hewan, tumbuhan, dan juga manusia. Denga kata lain, penduduk adalah orang-orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosial nya telah dimngkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehisupannya.
Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan selanjutnya cipta merupakan kemajuan berpikir kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
A. Penduduk Dan Permasalahannya
Orang pertama yang mengemukakan teori tentang penduduk ialah Thomas Malthus dalam edisi pertamanya "Essay Population" pada tahun 1798. Ia mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan..
Disamping itu, ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan alam atau daerah dimana mereka hidup. Oleh karena itu bertambah karena kelahiran lebih besar dari kematian, sehingga tingkat kelahiran lebih besar dari tingkat kematian. Ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk hidup akan selalu berusaha agar mempunyai keturunan dan memperjuangkan hidupnya untuk dapat hidup panjang dan sering dikenal dengan teori alam tentang pertumbuhan penduduk.
B. Dinamika Kehidupan
Dinamika kehidupan menunjukkan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsur lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk dapat dihitung dengan cara:
Pertambahan Penduduk = (Lahir - Mati) + (Datang - Pergi)
Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Unsur penentu dalam pertambahan penduduk
adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Fertilitas adalah tingkat
pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran
secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran darl wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica
Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran
dari tiap seribu wanita dalam usia produktif dalam satu tahun.
Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kemalian secara kasar
disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
Bagaimana dengan dinamika penduduk Indonesia?
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
:
Pn = (1 + r)n x Po
Pn = jumlah penduduk yang dicari pada lahun lertentu (proyeksi penduduk).
r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
n = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk
yang dikelahui apa lahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonsia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4 5, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk
Indonesia ( 1 + 2,4/100) 40 x 96 juta = 248 juta
C. Komposisi Penduduk
Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali
oleh pemerintah kita, bukan hanya menghilung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata lenlang umur penduduk, jenis kelamin penduduk, lingkal pendidikan penduduk, jenis mata pencaharian dan sebaginya. Kesemuanya ini menunjukkan susunan penduduk atau komposisi penduduk dinegara kita pada lahun tersebut.
Komposisi penduduk sualu Negara dapal dibagi menurut komposisi lertentu, misalnya kornposisi
penduduk menurut umur, menurut tingkal pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya.
Dengan mengetahui kornposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin,
dapta disusun/dibual apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik
susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk pyramid. Golongan laki-Iaki ada diseblah kiri dan perempuan disebelah kanan. Garis aksisnya
(vertical) menunjukkan interval
umur dan garis horisontalnya menunjukna
jumlah atau prosentasi..
Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
Penduduk
muda
yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan
ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar
dari jumlah kematian
Bentuk piramida
stasioner, disini keadaan
penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut .
usia seimbang, pyramid penduduk stasioner
ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara
Piramida penduduk tua, yaitu piramida pendduk yang menggambar1<anpenduduk dalam
kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk
dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus
memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran
lebih kecil dibandingkan angka kematian.
D. Persebaran Penduduk
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur unluk lempal
tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba
daerah sangal subur selalu menjadi perebutan
mansuia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi
kepadatan penduduk. Sudah barang tentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya masih
bertani.
Daerah semacam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah per1<otaand, aerah
tempat pemerintahan, daerah perdagangan dan sebagainya .. prinsip tempat tinggal mendekati tempat bekerja yang secara langsung
atau tidak, menimbulkan kelidakseimbangan penduduk ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi
daerah
yang
berpenduduk f\adat. Dari prinsip itulah kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
E. Perkembangan Dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyaraka , hanya saja ada suatu masyarakai yang lebih baik per1<embangankebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuju segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh
Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua
hasil dari
karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarkat.
Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa
kebudayaan itu merupakan keseluruhan an pengetahuan manusia
sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala
kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri. Atas
dadar itulah
para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi
7 unsur yaitu :
1. Unsur
religi
2. Sistem kemasyarakatan
3. Sistem peralatan
4. Sistem
mata
pencaharian hidup
5. Sistem bahasa
6. Sistem pengetahuan
7. Seni
Bertitik tolak dari
sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki
3 wujud antara lain:
1. Wujud
sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma,
peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal
kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya ada
dalam
pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2. Kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas kelakuan berpola
dan manusia dalam
masyarakat
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
Peru bah an kebudayaan pada
dasarnya tidak lain dari
para perubahan manusia
yang
hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan
manusia lainnya, atau karena hubungan antara
kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah
kebudayaan tersebut.
E. Kebudayaan Hindu, Budha, Dan Islam
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama
Hindu masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu
yang berasal dari India itu berlangsugn luwes dan mantap. Sekitar abad ke
5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke
pulau Jawa. Agama ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada
hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki . adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di pulau jawa tumbuh
dan berkembang berdampingan secara
damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun
seni
sastra, seperti tercermin dalam bangunan/arsitektur, relief-relief yang diabadikan dalam candi-candi di jawa
tengah ataupun jawa timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya candi borobudur, mendut, prambanan, kalasan, badut, kidal, jago, sinqasari, disekitar kota malang, candi panataran dan siwa disekitar
kota
Blitar, semua wilayah propinsi Jawa Timur.
Kebudayaan Islam
Pad a abad ke-15 dan ke-16, agama Islam lelah dikembangkan di Indonesia, olen para pemuka-pemuka Islam yang disebul wali sanga. Titi senlral penyebaran agama islam paa abad itu berada di pulau jawa. Sebenamya agama Islam masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudan ada wan ita
Islam
yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau jawa berlangsung dalarn suasana damai. Hal ini disebabkan karena
Islam dimauskkan ke Indonesia tidak dengan paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Oi samping
itu disebabkan sekap toleransi yang dimiliki banga kita
Pada abad
ke-15, ketika kejayaan maritim majapahit mulai surut, berkembanglah
negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan Majapahit
yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah
negara
Malaka di semenanjung Malaka, negara Aceh di ujung pulau Sumatra, negara Santen di
jawa
Sarat, negara Oemak di pesisir utara jaw a tengah, negara Goa di sulawesi selatan. Oalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut
ajaran Islam.
Oidaerah-daerah yang belum
amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam
mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan. misalnya di Aceh, Santen, sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan peslsir kalimantan.
Agama islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang
rnedapat penganut sebagian besar penduduk indonesia. tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan islam mewarnai sebagian besar penganutnya di Indonesia. Oengan begitu, agama islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia.
KEBUDAYAAN BARAT
Unsur kebudayaan yang juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa indonesia adalah
kebudayaan Sarat.
Awal kebudayaan barat masuk ke
negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah manggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa Selanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut :dengan pemerintahhan kolonlalisrne Selanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama
350 tahun. 01 pusat kekuasaan pemerintah Selanda, di kota-kota propintsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan
dengan
gaya arsitektur Sarat.
Oalam kurun waktu itu juga, di kota-kota
pusat pemerintahan terutama di jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial. Lapisan sosial pertama,t erdiri dari kaum
buruh dari berbagai lapangan pekerjaan. Lapisan kedua,
adalah kaum pegawai. Oalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan Sarat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa Selanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas soslat.
Akhirnya masih harus disebut pengaruh
kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan
Indonesia, ialah agama
Katolik
dan
agama
kristen protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan segnaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama( rnissie untuk agama
Katolik
dan
lending untuk agama kristen) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran
dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum
pernah mengalami pengaruh agama hindu, budha, atau islam. daerah-daerah itu misalnya Irian jawa, maluku tengah dan selatan, sulawesi utara dan tengah, nusa tenggara timur dan
pedalam kalimantan.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Serbagai penelitian antropologi budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersanqkutan. Kalau begitu pada sisi mana kebudayaandapat mernberi pengaruh terhadap suatu kepribadian ? jawabnya kita melihal dari sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudyaan itu menganggap bahwa segala sesuatu yang lerangkum dan terlebur dalam segala maleri kebudayaan ilu sebagai sesuatu yang logisynormal, serasi, dan
selaras dengan odra alam dan tabiat
asasi
manusia dan sebagainya. setiap masyarakat mempunyai sistern ilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasinya. Nilai dan sistem kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang
pantas. suatu kaidah misalnya kaidah hukum mem erikan batas-batas pada perilaku seseorang. batas-batas tersebut menjadi suatau 'aturan permai an" dalam pergaulan hidup.
Sebaliknya segala yang berbeda dari corak
kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, berten agnan dengan kodrat alam, dan sebagainya.
Contoh : Di indonesia pad a umumnya, apabila seorang
wanita hamil tidak
mempunyai suami, ia adalah profit seseorang yang telah melanggar adatikebisaaan suatu keluarga, masyarakat, dan bangsa pada umumnya. Budaya/adat istiadat keluarga, masyarakat, dan bangsa
Indonesia yang berakar dan ajaran agama, tidak membenarkan dan tidak metolelir hal semacam itu, Jika terjadi semacam itu, baik oleh lingkungan keluarga maupun
masyarakat, orang itu akan dikucilkan, dicibir, direndahkan harkatnya. Sebab ia
telah
melanggar adatlkepribadian keluarga dan masyarakat di sekelitingnya.
Akan tetapi contoh terse but jika terjadi di negara
Barat atau negara kornunis mungkin
dianggap biasa saja, mengapa begitu
? sebab, tata budaya
dan kepribadian yang
dibakukan dalam sistem nilai, sistem kaidah orang-orang barat
dan
komunis
membenarkan kebiasaan I tingkah laku
seperti itu. sama sekali bukan merupakan pelanggaran adat istladat.,
sifat-sifat kepribadian yang
berakar
dari adat
istiadat dan ajaran agama
pada
suatu kelompok masyarakat dapat
dikukuhkan sebagai
hukum
adat.. Oi laur itu ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakatlbangsa, jgua teraacermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk menjaga agar
hubungan antar anggota masyarakat
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, rnaka didalam
masyarakat dibedakan adanya
: cara atau
"usage" kelaziman (kebiasaan) atau "folkways"; tata kelakuan atau "mores", dan adapt
istiadat
"costorn". Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat informal ini, ada juga norma
yang sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk
peraturan - peraturan hukurn. Setiap norma, baik
usage, folkways,costom ataupun peraturan hokum yang
tertulis, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya berbeda.
Usage menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekutan mengikatnya
sangat lemah bila dibandingkan dengan
folkways. Usage lebih menonjol didalam hubungan
antar
individu didalam rnasyarakat. Penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, hanya celaan
dari individu yang dihubungi. .
Folkways diartikan sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang diikutinya
kurang
berdasarkan pelikiran dan mendasarkan pada kebiasaan katau tradisi; yang diterjemahkan dengan
kelajman atau kebiasaan. Kekuatan pengikatnya lebih besar dari pad a usage (cara). Sebagai contoh, anak-anak yang tidak memberikan hormat
kepada
orang
tua
sangsinya jauh lebih
berat
dibandingkan dengan waktu rnakan bersama mengunyahnya kedengaran oleh orang lain. Folkways menunjukkan pola berperilaku yang
diikuti
dan
diteima
oleh masyarakat.
Apabila folkways ini diterima masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini berubah menjadi
mores atau tat a
kelakuan. Mores diikuti tidak
hanya secara
otomatis kurang berpikir, tetapi karena dihubungkan dengan
suatu keyakinan dan perasaan yang
dimiliki oleh anggota masyarakat.. Mores
ini disatu pihak
mernaksakan perbuatan dan dilain pihak melarangnya tata
kelakuan yang
kekal dan
kuat
integritasnya dengan
pola-pola perilaku masyarakat, dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi costom, atau adapt istiadat. Anggota masyarakat yang tidak mematuhi adat istiadat
akan
menerima suatu sangsi yang tegas
Contoh Studi Kasus Dari Materi A "ILMU SOSIAL SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH UMUM"
Contoh pedagang kaki lima. Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah
sosial karena merupakan upaya
mencari
nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan
pelayanan bagi warga masyarakat
pada
taraf
ekonomi
tertentu.
Sebaliknya
para
ahli perencanaan kota menyatakan pedagang kaki
lima sebagai sumber )lekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan. Batasan lebih tegas lagi dikemukakan oleh Leslie (1974) yang disitat
oleh Parsudi (1981), bahwa masalah
sosial adalah suatu
kondisi yang
mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, oleh karena itu
dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar